Periodisasi dan Kronologi Sejarah (Materi Sejarah)
Periodisasi dan Kronologi Sejarah merupakan hal yang penting dalam sejarah. Dengan periodisasi, sejarawan dapat lebih memfokuskan dirinya dalam penelitian suatu pembabakan sejarah. Penelitian yang dihasilkan juga akan lebih baik. Kesempurnaan ini akan semakin lengkap jika hasil penelitian sejaraah tersebut disajikan secara kronologis dimana urutan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa itu dapat dilihat dengan baik.
Periodisasi Sejarah
Dua dimensi utama dalam sejarah adalah dimensi spasial (ruang) dan dimensi temporal (waktu). Konsep waktu dalam sejarah meliputi waktu atau tempo (time) yaitu proses kelangsungan dan waktu (duration) yang merupakan kesatuan dari kelangsungan tiga dimensi waktu yaitu, waktu yang lalu ,waktu sekarang dan waktu yang akan datang (the past, the present, the future).
Dua dimensi utama dalam sejarah adalah dimensi spasial (ruang) dan dimensi temporal (waktu). Konsep waktu dalam sejarah meliputi waktu atau tempo (time) yaitu proses kelangsungan dan waktu (duration) yang merupakan kesatuan dari kelangsungan tiga dimensi waktu yaitu, waktu yang lalu ,waktu sekarang dan waktu yang akan datang (the past, the present, the future).
Sejarah mempunyai area yang cukup luas dan panjang. Dari rentang waktu, sejarah telah melewati ratusan, bahkan ribuan tahun dan melibatkan perubahan yang luas dalam kehidupan manusia. Mengkaji dan memahami semua peristiwa sejarah yang luas dan panjang secara detail merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Sehingga diperlukan pembabakan sejarah atau periodisasi sejarah. Periodisasi dalam sejarah adalah tingkat perkembangan masa dalam sejarah atau pemababkan masa dalam sejarah.
Maksud dan tujuan periodisasi adalah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh peristiwa-peristiwa dan saling berhubungan dengan berbagai aspek nya. Dengan adanya pembabakan masa lalu manusia ini diharapkan dapat membawa pemahaman tentang masa lalu secara sistematis, temporal, tematis, dan dapat dipahami secara terintegrasi.
Suatu karya sejarah tidak akan lepas dari ketergantungan terhadap penafsiran seorang sejarawan, sebab tanpa adanya penafsiran seorang sejarawan masa lalu hanyalah potongan-potongan fakta sejarah yang saling terlepas dan kelihatan mati.
Menurut pendapat Sidi Gazalba, keadaan semacam itu, sejarah berhenti pada tahap kronik atau annal atau catatan peristiwa atau pseudo sejarah. Hal inilah yang membuat pentingnya sebuah periodisasi masa lalu, setiap sejarawan sangat mungkin berbeda salam memberikan sebuah periodisasi masa lalu karena dasar befikir dan dasar sudut pandang yang berbeda dalam melihat suatu fakta sejarah. Hal itu erat kaitannya dengan keyakinan, pandangan hidup, filsafat atau agama yang dianut sejarawan.
Oleh karena itu, dapat dipahami betapa sulitnya teori periodisasi dalaam sejarah. kesulitan dalam periodisasi berkaitan dengan unit sejarah yang diambil. Semakin besar dan kompleks suatu unit, semakin sulit menetapkan kriteria yang tajam yang berlaku untuk seluruh unit. Pengertian periodisasi sejarah terkait erat dengan pembagian masa lampau manusia berdasarkan waktu. Periodisasi atau pembabakan adalah pengelompokkan peristiwa-peristiwa sejarah yang menonjol dalam satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi yang biasanya digunakan adalah pemisahan yang tidak mendasarkan pada urutan waktu matematis. Periodisasi biasanya didasarkan pada masalah aktual atau momentum tertentu. Kriteria waktu yang digunakan adalah waktu antropologis, yaitu suatu momentum yang dapat menunjukkan adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang berbeda jelas dengan kurun waktu yang lain. Dalam perkembangan penulisan sejarah yang ada, periodisasi sangat tergantung dari penyusun sejarah(sejarawan).
Bahkan sejarawan modern tidak hanya dihadapkan dengan masalah waktu yang panjang, area yang luas dalam sejarah, melainkan juga adanya berbagai aksentuasi (penekanan) dalam sejarah. Mulai dari sejarah politik yang telah lama berkembang, sejarah ekonomi, sejarah sosia, sejarah kebudayaan,sejarah petani, sampai sejarah intelektual, amaupun sejarah wilayah. Satu hal yang perlu diingat, walaupun terdapat banyak penafsiran dalam menyusun periodisasi namun tiap kejadian tidak bisa lepas dengan waktu.
Bagi masyarakat tradisional di zaman kerajaan,kurun sejarah biasanya didasarkan pada masa kekuasaan sang rajayu atau masa sebuah kerajaan berdiri. Pembabakan atau periodisasi dapat dilakukan lebih mudah dan sederhana. Pmebataan waktu dapat ditentukan dengn mudah dengan melihat masa pemerinatahn penguasa, awal dan akhir perang atau gerakan sosial, periode berdirinya suatu negara atau kerajaan dan lain-lain. Namun bila periodisasi itu dipergunakan dimasa modern ini sangat sulit untuk mendasarkan diri pada masa kekukasaan seorang penguasa, karena suatu peristiwa kadang ada yang memiliki benang merah dari satu penguasa ke penguasa lain atau bahkan dari satu wilayah dengan wilayah lainnya dalam jangkauan yang kadang mendunia. Dengan demikian, batas sebuah sebuah periodisasi sejarahpun akan menjadi sangat kabur mengingat dalam materi oelajarh sejarah tidak ada yang pasti, kepastian justru dalam perbedaan itu.
Secara umum di kalangan sejarawan sudah ada semacam konsesus tentang pembagian sejarah umum. Misalnya zaman sebelum dikenal tulisan dimasukkan dalam periode prasejarah. Walaupun secara etimologis pernah digugat oleh Moh.Yamin dia memberikan alternatif zaman Nirleka. Konsep prasejarah sampai kini tetap dominan. Sedangkan zaman di mana masyarakat sudah mengenai tulisan dimasukkan pada periode sejarah.
Periodisasi atau pembabakan waktu yang lazim dipergunakan untuk melukiskan sejarah suatu negara ialah pembagian waktu berdasarkan dinasti (wangsa), yaitu keluarga raja. Sejarah bangsa-bangsa. Asia pada umumnya dilukiskan menurut babakan waktu dinasti karena kedudukan raja dianggap sangat penting dalam masyarakat. Babakan waktu dinasti terutama mementingkan riwayat hidup raja-raja, seolah-olah semua peristiwa sejarah disusun menjadi cerita dengan dinasti sebelumnya.
Dalam sejarah modern (Barat) telah lama ada tradisi membuat pembagian waktu atau periodisasi. Sampai sekarang masih berlaku apa yang telah disusun oleh Cellarius (1638-1707), yaitu membagi sejarah Barat atas tiga periode yaitu zaman kuno, zaman pertengahandan zaman modern. Pembagian tersebut dengan memakai pembatasan waktu, yaitu kurang lebih tahun 500 dan tahun 1500. Dari periodisasi zaman tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam babakan sejarah berikut ini.
a. zaman prasejarah
b.zaman mula sejarah
c.zaman sejarah kuno
d.zaman pertengahan
e.permulaan zaman modern
f.abad ke-19
g. zaman dua perang dan masa antara dua perang dan
h.masa sesudah perang.
a. zaman prasejarah
b.zaman mula sejarah
c.zaman sejarah kuno
d.zaman pertengahan
e.permulaan zaman modern
f.abad ke-19
g. zaman dua perang dan masa antara dua perang dan
h.masa sesudah perang.
Demikian pula periodisasi sejarah di Indonesia. Zaman sebelum ditemukan tulisan dikelompokkan pada zaman prasejarah yaitu kemudian dibagi lagi menjadi zaman batu dan zaman logam. Masuknya pengaruh India dijadikan babakan baru sejarah Indonesia, yaitu dijadikan sebagai awal perkenalan dengan tulisan. Kemudian pengaruh dan perkembangan Islam menjadi penggalan sejarah yang berbeda dengan pengaruh Eropa yang berupa imperialisme dan kolonialisme. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan titik balik dari pemgaruh Eropa, sehingga semua pemikiran tentang sejarah Indonesia harus berproses darinya. Secara umum berikut ini periodisasi sejarah Indonesia yang banyak digunakan.
a.Zaman prasejarah (zaman batu dan zaman logam)
b.Zaman Hindu Budha
c.Zaman Islam
d.Zaman Kolonial (1896-1945)
e.Zaman pendudukan Jepang (1945-1955)
f.Zaman Revolusi Kemerdekaan (1945-1955)
g.Zaman Orde Lama (1955-1966)
h.Zaman Orde Baru (1966-1998)
i.Zaman Reformasi(1998...)
a.Zaman prasejarah (zaman batu dan zaman logam)
b.Zaman Hindu Budha
c.Zaman Islam
d.Zaman Kolonial (1896-1945)
e.Zaman pendudukan Jepang (1945-1955)
f.Zaman Revolusi Kemerdekaan (1945-1955)
g.Zaman Orde Lama (1955-1966)
h.Zaman Orde Baru (1966-1998)
i.Zaman Reformasi(1998...)
Sudah menjadi jelas bahwa pembagian tersebut bukan peristiwa yang terputus begitu saja. Aspek kelangsungan,suatu kontinuitas sejarah juga masih nampak. Dalam konteks yang demikian,periodisasi yang dilakukan sangat tergantung pada momentum yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian yang diajukan. Tujuan periodisasi bukan untuk memutuskan peristiwayang satu dengan yang lain namun untuk menyederhanakan infomasi masa lampau yang sangat banyak itu ke dalam tampilan sederhana dan mudah dipahami.
Dengan demikian,waktu sebagai susunan cerita sejarah sangat penting karena beberapa hal berikut:
a. Dalam babakan waktu tampak keyakinan/kepercayaan penyusunan.
b. Babakn waktu merupakan rangkuman (intisari) seorang penulis menurut keyakinannya sendiri.
c. Babakan waktu adalah batu ujian fakta-fakta dan alat penghubung fakta-fakta.
Kronologi Sejarah
Dalam usaha untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengertian sejarah secara gamblang dan terkait antara satu peristiwa yang lain diperlukan adanya kemampuan untuk mengurutkan peristiwa sejarah secara logis, yang biasa dikenal dengan kronologi sejarah. Biasanya periode yang sedang berlangsung juga ditunjukkan benang merahnya dengan periode yang ada sebelumnya atau kekuasaan sebelumnya. Suatu periode sejarah yang dialami masyarakat tradisional dirasakan ada hubungan mistisnya, sedang pada masyarakat modern lebih dicari pada unsur logisnya. Hal itu menunjukkan bahwa pembagian waktu bukan hanya sekedar menonjolkan perbedaan atau pertentangan lainnya baik dalam posisi waktu bersamaan, maupun waktu berurutan.
Dalam usaha untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengertian sejarah secara gamblang dan terkait antara satu peristiwa yang lain diperlukan adanya kemampuan untuk mengurutkan peristiwa sejarah secara logis, yang biasa dikenal dengan kronologi sejarah. Biasanya periode yang sedang berlangsung juga ditunjukkan benang merahnya dengan periode yang ada sebelumnya atau kekuasaan sebelumnya. Suatu periode sejarah yang dialami masyarakat tradisional dirasakan ada hubungan mistisnya, sedang pada masyarakat modern lebih dicari pada unsur logisnya. Hal itu menunjukkan bahwa pembagian waktu bukan hanya sekedar menonjolkan perbedaan atau pertentangan lainnya baik dalam posisi waktu bersamaan, maupun waktu berurutan.
Proses kelangsungan dalam perubahan harus digambarkan secara jelas. Kronologi sejarah sangat diperlukan dalam mengaitkan antara peristiwa satu dengan lainnya, baik dalam hubungan kausal atau sebab akibat maupun hubungan logis lainnya.
Dengan demikian, kronik-kronik dinasti yang pernah berkuasa di Cina dapat menjadi salah satu sumber bukti tentang keberadaan masyarakat maupun bangsa Indonesia pada masa lampau. Catatan peristiwa sejarah biasanya dapat terwujud dokumen yang berupa otobiografi, suart kabar, rekaman, laporan,karya sastra, pernyataan pendapat, dan bentuk catatan lain.
Dalam penulisan sejarah yang bersumber pada dokumen itu dapat memberikan informasi atau ketergantungan mengenai peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau.
0 Response to "Periodisasi dan Kronologi Sejarah (Materi Sejarah)"
Post a Comment