Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu, dan Seni (Lengkap)
Dalam membicaran pengertian sejarah, terdapat tiga jangkauan arah berfikir sejarah, dimana dari pengertian tersebut akan dapat ditemukan gambaran perbedaan makna akibat perbedaan sudut pandangnya.
Sejarah Sebagai Peristiwa
Sejarah Sebagai Peristiwa (History as event) adalah kejadian, akualitas, yang sebernannya telah terjadi atau berlangsung padda waktu atau masa yang lampau, Moh. Ali berpendapat bahwa sejarah sebagai peristiwa dapat disebut sejarah serba objek.
Sejarah sebagai peristiwa menyangkut kesadaran sebagai manusia bersejarah dan menyerah. Bersejarah artinya manusia memiliki sejarah sedangkan pengertian manusia menyerah artinya hanya manusia yang dapat membuat sejarah, sehingga keberadaan teori ini mengandung pengertian berikut.
a. Sejarah dipahami sebagai sesuwatu yang telah berlalu yaitu kejadian-kejadian pada masa lampau yang sudah tidak mungkin terjadi lagi dalam bentuk yang sama, sehingga tidak mungkin diamati dan di saksikan di masa sekarang dengan tepat. Ungkapan yang tepat untuk keadaan ini adalah kalimat "Barlah yang telah berlalu tetaplah berlalu".
b. Cerita yang telah berlalu yang dialami oleh manusia.
c. Keseluruhan pengetahuan sekitar waktu lampau manusia mengenai problematika tertentu dan mengenai masyarakat tertentu.
Sejarah sebagai peristiwa objektif artinya apa adanya sejarah sebagai proses dari perkembangan kejadian-kejadian sepanjang yang telah lampau. Dapat juga diartikan sejarah yang tidak tertumbuhi oleh pendapat seseorang tentang suatu kejadian sejarah.
Sejarah dalam arti objektif menunjukan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, yaitu peroses sejarah dalam akualitanya. Kejadian itu sekali terjadi dan tidak dapat di ulang atau terulang lagi. Namun, tidak semua peristiwa di masa lalu di anggap sebagai sejarah. Seuatu peristiwa yang di anggap sejarah jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain sebagai bagian dari proses atau dinamika dalam suatu konteks historis. Antara pristiwa-pristiwa itu dapat hubungan sebab akibat. Misalnya peristiwa Rengasdengklok terjadi karena keinginan yang kuat dari para pemuda untuk segaera merdeka dan menyerahnya Jepang kepada sekutu.
Dalam pengertian sejarah sebagai peristiwa, mencakup peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa tersebut bersifat abadi, unik dan penting.
a. Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang abadi, karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
b. Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang unik, karena hanya terjadi sekali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
c. Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang penting dan dapat dijadian momentum, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.
Sejarah Sebagai Kisah
Linnya hanya dengan sejarah sebagai peristiwa, ada pendapat yang memandang sejarah sebagai kisah. Sejarah sebagai kisah (History as narrative) ialah cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan, atau tafsiran manusia. terhadap kejadain atau peristiwa yang terjadi pada waktu yang lampau. Moh. Ali berpendapat bahwa sejarah sebagai kisah juga disebut sejarah serba subjek. Sejarah sebagai kisah diartikan sebagai sejarah yang disusun berdasarkan pengalaman masa lampau yang dipaparkan sebagai pernyataan dari sejarah sebagai peristiwa atau pertelaan sejarah. Hal ini dapat dikatakan bahwa sejarah sebagai kisah Merupakan:
a. aliran sejarah yang ingin menjelaskan sejarah yang bekaitan dengan motivasi manusia yang hidup pada waktu lampau, dan
b. sejarah yang dikisahkan oleh si penutur sejarah, baik sejarawan maupun si penyaji sejarah sebagai peristiwa yang lain.
Sejarah sebagai kisah bersifat subjektif, artinya sejarah tersebut telah mendapat penafsiran dari penyusun cerita sejarah, yaitu sejarawan (hisoricus). Sejarah sebagai "The Man Behind the Gun" -nya lapangan sejarah. Mereka menyusun cerita sejarah berdasarkan jejak-jejak sejarah (jejak-jejak sejarah sebagai peristiwa) namun tetap dipengaruhi oleh sudutpandang/perspektif sejarah itu sendiri. Sudut pandang sejarawan, sehingga membawa dampak adanya kisah sejarah yang berbeda dan bahkan bertentangan antara penafsiran sejarawan satu dengan sejarawan yang lain dalam melihat suatu fakta sejarah yang sama, baik dalam waktu, tempat, maupun tokohnya.
Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah bermula pada abad ke -19 dari anjuran Leopold von Ranke kepada para sejarawn untuk menulis apa yang sesungguhnya terjadi. Leo von Ranke dikenal sebagai bapak historiografi modern. Dengan menulis apa yang sesungguhnya terjadi, sejarah akan menjadi objektif. Dengan demikian, sejarah sebagai ilmu membedakan ilmu sejarah dengan sastra dan filsafat yang bersifat abtrak dan spekulatif.
Sejarah sebagai ilmu 9History ad scrience) adalah suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge) tenatang peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistem matis, dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur, dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah. Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah seaabagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah.
Sejarah sebagai ilmu menempatkan sejarah seabagai sesuatu yang disarankan pada kajian ilmiah. Suatu pristiwa masa yang telah lampau diamati dalam bentuk-bentuk perubahan sosial yang mempunyai relevansi dengan masa kini. Sejarah sebagai ilmu merupakan sejarah yang disusun berdasarkan penelitian, sehingga dalam penyusunannya diperlukan keahlian khusus dengan mengurangi sedikti mungkin subjektivitas penulisan dan memperbanyak logika, sistematika berfikir yang jelas dan objektivitas sejarah. Sehingga tergambar peristiwa sejarah yang mendekati kejadian nyata dan sebenarnya.
Sebagai dasar untuk memasukkan sejarah sebagai salah satu ilmu yang berdikari adalah bahwa sejarah memiliki beberapa hal berikut.
a. Objek yang definitif, yaitu apa yang telah diperbuat oleh manusia di masa lampau kaitannya dengan masa kini dan masa mendatang.
b. Formulasi kebenara yang dapat dipertanggungjawabkan, yang berupa cerita sejarah yang disusun secara ilmiah.
c. Metode yang efisien, baik dalam penggumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi, maupun historiografinya.
d. Sistemmatika penyusunan tertentu, yang dimulai dari langkah awal penyusunan sejarah hingga langkah terakhir penulisan sejarah.
Sejarah Sebagai Seni
Pengertian Sejarah Sebgai seni dan bukan sebagai ilmu tersendiri berlangsung hingga mencul tokok Herodotus. Pada awalnya sejarah bukan ilmu yang berdiri sendirinamun masih berda di bawah ilmu sastra. Setelah ditemukan adanya penelitian sejarah secara ilmiah maka ilmu sejarah tersaji secara sendiri. Walaupun demikian sejarah tetap tersaji sebagai suatu karya seni.
Sejarah sebgai seni dapat dikatakan sebagai cabang ilmu humaniora yang memandang pada pemeliharaan warisan budaya, yaitu pengalaman dan pikiran, adat istiadat, sopan santun, agama, lembaga, tokoh-tokoh, dan sastra. Mamun bila dilihat dari materi yang di dapat, hal tersebut hanya sebagai sumber sejarah yang bersifat mentah, terlepas anatara suatu dengan lainnya. Maka diperlukan keahlian untuk mengadakan perangkaian antar fakta, data, dan sumber sejarah yang didapat untuk mengungkap kisah sejarah sehingga menarik.
Penafsiran terhadap fakta, data, dan sumber sejarah yang sama sangat mungkin berbeda hasinya antara sajarawan satu dengan sejarawan lainnya. Hal ini menyangkut kemampuan mengungkap peristiwa sejarah dalam bahasa yang indah, yang dapat membawa pembaca menikmati karya sejarawan dalam menyusun karya ilmiahnya dalam keadaan suka dan menikmati. Sebagai kesimpulan dalam penelitian sejarah diperlukan peroses dan prosedur ilmiah, serja dalam penyajiannya diperlukan kemampuan artistik, namaun bukan merupakan karya seni murni mengingat metode keilmuan sejarah berbeda dengan keilmuan seni.
Menurut pendapat A.F. Pollan, Sejarah adalah ilmu dan seni sebab ia membuat analisis ilmuah di materinya dan sintesa artistik pada hasilnya. Sebagai suatu gambaran pengertian sejarah seabgai seni merupakan cara membuat pembaca sejarah tertarik atas informasi masa lalu yang di sajikan karena unsur keindahan yang disertakan di dalam menyajikan informasi sejarah di masa lampau, sehingga akan mencapai sasaran penyampaian informasi sejarah.
Artikel yang bermanfaat makasih gan
ReplyDelete