10 Ilmuwan Islam yang Berjasa di Dalam Bidang Pengetahuan dan Teknologi Dunia Terlengkap
Di awal
era pertumbuhan Islam, Dunia Pengetahuan mengalami zaman keemasan dengan
bermunculannya ilmuwan–ilmuwan muslim yang sampai sekarang penemuannya masih
digunakan dan menjadi rujukan sebagai dasar dari perkembangan pengetahuan
modern.
Mungkin karena kurangnya publisitas dan banyaknya
peristiwa sejarah yang menjadikan nama–nama mereka kurang dikenal bahkan di
kalangan para umat muslim itu sendiri, berikut 10 ilmuwan muslim yang sangat
berjasa bagi dunia pengetahuan
1. Ibnu Rushd
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba
(Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd
adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah
seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu,
seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami
filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari
Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan
untuk mengabdi sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd
dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang
mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St.
Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan
masalah kedokteran dan masalah hukum.
Pemikiran Ibnu Rusyd,Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi
bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan
resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak
ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd
seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu
Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.
Karya :
1.Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
2.Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
3.Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat)
Karya :
1.Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
2.Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
3.Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat)
2. Ibnu Sina
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di
Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan
masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan
karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun
fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan
penting pada Pembangunan kembali Eropa.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok
bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia
dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton
menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang
paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling
terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga
sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Kehidupannya dikenal lewat sumber–sumber berkuasa.
Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya
didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan
temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah
ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari
Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh
Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di
salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga
Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang
Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan
ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14
tahun. Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru,
dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para
tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang
anak yang luar biasa kepandaiannya /Child prodigy yang telah menghafal
Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia.
Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika,
dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh
suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda. Meskipun bermasalah besar pada masalah–masalah
metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah
tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak
rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan
buku – bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat
sampai hidayah menyelesaikan kesulitan–kesulitannya.
Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan
belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing,
dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan
solusinya.
Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics
dari Aristoteles, sampai kata–katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya
tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat
oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat
mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang
dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah
SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak
hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit,
melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode–metode baru dari perawatan.
Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun
dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan,
seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan;
saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan
obat–obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat,
dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
3. AL-Biruni
Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan,
sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan
guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat,
obat-obatan.Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang
pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia.
Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu
Nashr Mansur.Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan
Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan
pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh
putera Abu Al Abbas Ma’mun Khawarazmshah.
Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India dengan
Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di sana,
mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya. Dia
juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber. Dia menulis
bukunya dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.Sebahagian karyanya
ialah: Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm,
dengan menggunakan altitude maksima matahari. Ketika berusia 22, dia menulis
beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, “Kartografi”, yang
termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar.
Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul
“Kronologi” yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau
(sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku
tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang
sejarah. ?
Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16)
Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16)
Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.
Sumbangannya kepada matematika termasuk:
1.Aritmatika teoritis and praktis
2.Penjumlahan seri
3.Analisis kombinatorial
4.Kaidah angka 3
5.Bilangan irasional
6.Teori perbandingan
7.Definisi aljabar
8.Metode pemecahan penjumlahan aljabar
9.Geometri
10.Teorema Archimedes
11.Sudut segitiga
Sumbangannya kepada matematika termasuk:
1.Aritmatika teoritis and praktis
2.Penjumlahan seri
3.Analisis kombinatorial
4.Kaidah angka 3
5.Bilangan irasional
6.Teori perbandingan
7.Definisi aljabar
8.Metode pemecahan penjumlahan aljabar
9.Geometri
10.Teorema Archimedes
11.Sudut segitiga
4. Al-Khawarizmi
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi.
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi.
Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah
zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220
dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad
ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun
194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi
adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan
keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah,
logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.
Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa
Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam.
Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam.
Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia
dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali
memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau
pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang
begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.
Peranan Dan Sumbangan AL-KHAWARIZMI
Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :
Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :
Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah
mengajukan contoh-contoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah
yang sebagian besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian
dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep
sifat dan ia penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu
ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri , teorema
segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran
dalam geometri.
Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah
diperkenalkan al-khawarizmi.Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi
terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang
bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan
pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].
Pribadi al-Khawarizmi
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata….” al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains”.
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata….” al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains”.
Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang
diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan
lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang
diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan
utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements] hasil karya Euklid : geometri
dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu ‘geo’ yang berarti
bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang
mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri
ini dipelajari sejak zaman firaun [2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan
geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM.
Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini
terutama pada abad ke9M.
Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya
Al-Khawarizmi telah diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster
ke dalam bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul
‘Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada tahun
820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.
5. Jabir Ibnu Hayyan / Ibnu Geber
Lahir di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber. Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal sebagai ‘syuhada’ demi penyebaran ajaran Syi’ah. Jabir kecil menerima pendidikannya dari raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah, dan imam terkenal, Jakfar Sadiq. Ia juga pernah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid.
Lahir di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber. Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal sebagai ‘syuhada’ demi penyebaran ajaran Syi’ah. Jabir kecil menerima pendidikannya dari raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah, dan imam terkenal, Jakfar Sadiq. Ia juga pernah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid.
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa
ulama di masa lalu tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus
juga menguasai ilmu-ilmu umum. “Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan
matematika, bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di bidang kimia,”
tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The Arabs. Berkat
penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium
dekat Bawwabah di Damaskus. Pada masamasa inilah, ia banyak mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru di sekitar kimia. Berbekal pengalaman dan
pengetahuannya itu, sempat beberapa kali ia mengadakan penelitian soal kimia.
Namun, penyelidikan secara serius baru ia lakukan setelah umurnya menginjak
dewasa.
Dalam penelitiannya itu, Jabir mendasari eksperimennya
secara kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri, menggunakan bahan
berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir mempunyai kebiasaan yang cukup
konstruktif mengakhiri uraiannya pada setiap eksperimen. Antara lain dengan
penjelasan : “Saya pertamakali mengetahuinya dengan melalui tangan dan otak
saya dan saya menelitinya hingga sebenar mungkin dan saya mencari kesalahan
yang mungkin masih terpendam “.
Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah.
Setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk
pembuatan jalan, laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di dalamnya
didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas
yang cukup berat.
Teori Jabir
Pada perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi.
Pada perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi.
Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis hampir
semua ‘technique’ kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang
memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dialah yang
pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran.
Setelah itu, papar Jabir, memodifikasi dan mengoreksi
teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal
abad ke 18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu
melakukan riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya menjadi
ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun demikian, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu’
dan berkepribadian mengagumkan. “Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika
lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki
ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan tekun
mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami kesulitan dalam
menyusun hipotesa yang wajar,” tulis Robert Briffault.
Menurut Briffault, kimia, proses pertama penguraian
logam yang dilakukan oleh para metalurg dan ahli permata Mesir,
mengkombinasikan logam dengan berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip
dengan proses pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat
dirahasiakan, dan menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para pendeta
disamarkan ke dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin Hayyan menjadi
terbuka dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan diorganisasikan dengan
bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah
preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Penekanan
Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia.
Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai ‘Bapak Ilmu Kimia
Modern’ oleh sejawatnya di seluruh dunia. Dalam tulisan Max Mayerhaff, bahkan
disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di daratan Eropa,
maka carilah langsung ke karyakarya Jabir Ibnu Hayyan.
Puaskah Jabir? Tidak! Ia terus mengembangkan
keilmuannya sampai batas tak tertentu. Dalam hal teori keseimbangan misalnya,
diakui para ilmuwan modern sebagai terobosan baru dalam prinsip dan praktik
alkemi dari masa sebelumnya. Sangat spekulatif, di mana Jabir berusaha mengkaji
keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan
sistem numerologi (studi mengenai arti klenik dari sesuatu dan pengaruhnya atas
hidup manusia) yang diterapkannya dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab
untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan
yang bereaksi. Sistem ini niscaya memiliki arti esoterik, karena kemudian telah
menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia.
Jelas dengan ditemukannya proses pembuatan asam
anorganik oleh Jabir telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di
antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan
asam sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia
yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial.
Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul
Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan) .
Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan lebih dari 500 studi
kimia, tetapi hanya beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Korpus studi
kimia Jabir mencakup penguraian metode dan peralatan dari pelbagai
pengoperasian kimiawi dan fisikawi yang diketahui pada zamannya. Di antara
bukunya yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin berjudul SummaPerfecdonis.
Suatu pernyataan dari buku ini mengenai reaksi kimia
adalah: “Air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu
produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali
baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap. Yang benar
adalah bahwa, keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala yang
terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan bercampur,
sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara seksama. Jika
dihendaki memisahkan bagianbagian terkecil dari dua kategori itu oleh instrumen
khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen (unsur) mempertahankan karakteristik
teoretisnya. Hasilnya adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat
dalam keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik dari masing-masing
unsur.”
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih
dikenal/dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia,
utamanya pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini,
ia merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya:
Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida, Metal, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan Bahan campuran, yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk.
Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida, Metal, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan Bahan campuran, yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk.
Sampai abad pertengahan risalah-risalah Jabir di
bidang ilmu kimia –termasuk kitabnya yang masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan
Kitab Al Sab’een, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab
Al Kimya bahkan telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester pada
1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Sementara buku kedua
Kitab Al Sab’een, diterjemahkan oleh Gerard Cremona.
Berikutnya di tahun 1678, ilmuwan Inggris lainnya,
Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of
Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard-lah yang pertama kali
menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir sebagai seorang pangeran
Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi sangat populer di Eropa selama
beberapa abad lamanya. Dan telah pula memberi pengaruh pada evolusi ilmu kimia
modern.
Karya lainnya yang telah diterbitkan adalah; Kitab al
Rahmah, Kitab al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern
Mercury, dan Book of Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh
Berthelot). “Di dalamnya kita menemukan pandangan yang sangat mendalam mengenai
metode riset kimia,” tulis George Sarton. Dengan prestasinya itu, dunia ilmu
pengetahuan modern pantas ‘berterima kasih’ padanya.
6. Ibnu Ismail Al Jazari
Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern:
Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.
”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill).
Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern:
Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.
”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill).
Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill,
seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik dengan sejarah teknologi, atas
buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazari. Al Jazari merupakan
seorang tokoh besar di bidang mekanik dan industri.
Lahir dai Al Jazira, yang terletak diantara sisi utara
Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat.Al-Jazari
merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya. Nama lengkapnya adalah Badi
Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki,
selama abad kedua belas.
Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz al-Jazari mendapat julukan
sebagai Bapak Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak
mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion
engine, crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi.
Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira,
sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya
ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai
1200 sebagai ahli teknik.
Donald Routledge dalam bukunya Studies in Medieval Islamic Technology, mengatakan bahwa hingga zaman modern ini, tidak satupun dari suatu kebudayaan yang dapat menandingi lengkapnya instruksi untuk merancang, memproduksi dan menyusun berbagai mesin sebagaimana yang disusun oleh Al-Jazari.
Donald Routledge dalam bukunya Studies in Medieval Islamic Technology, mengatakan bahwa hingga zaman modern ini, tidak satupun dari suatu kebudayaan yang dapat menandingi lengkapnya instruksi untuk merancang, memproduksi dan menyusun berbagai mesin sebagaimana yang disusun oleh Al-Jazari.
Pada 1206 ia merampungkan sebuah karya dalam bentuk
buku yang berkaitan dengan dunia teknik.Beliau mendokumentasikan lebih dari 50
karya temuannya, lengkap dengan rincian gambar-gambarnya dalam buku, “al-Jami
Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal” (The Book of Knowledge of
Ingenious Mechanical Devices). Bukunya ini berisi tentang teori dan praktik
mekanik. Karyanya ini sangat berbeda dengan karya ilmuwan lainnya, karena
dengan piawainya Al-Jazari membeberkan secara detail hal yang terkait dengan
mekanika. Dan merupakan kontribusi yang sangat berharga dalam sejarah teknik.
Keunggulan buku tersebut mengundang decak kagum dari
ahli teknik asal Inggris, Donald Hill (1974). Donald berkomentar bahwa dalam
sejarah, begitu pentingnya karya Al-Jazari tersebut. Pasalnya, kata dia, dalam
buku Al-Jazari, terdapat instruksi untuk merancang, merakit, dan membuat mesin.
Di tahun yang sama juga 1206, al-Jazari membuat jam
gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara
otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara
simbal dan burung berkicau. Prinsip humanoid automation inilah yang mengilhami
pengembangan robot masa sekarang. Kini replika jam gajah tersebut disusun
kembali oleh London Science Museum, sebagai bentuk penghargaan atas karya
besarnya.
Pada acara World of Islam Festival yang
diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang berdecak kagum dengan
hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum merekonstruksi kerja gemilang
Al-Jazari, yaitu jam air.
Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad dan enam puluh delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.
Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad dan enam puluh delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.
Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan
gambaran yang begitu detail dan jelas. Sebab ahli teknik lainnya lebih banyak
mengetahui teori saja atau mereka menyembunyikan pengetahuannya dari orang
lain. Bahkan ia pun menggambarkan metode rekonstruksi peralatan yang ia
temukan.
Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip
terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah
teknologi. Isinya diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Hasil
kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia Barat.
Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik
Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia
hidup dan bekerja di Mesopotamia selama 25 tahun. Ia mengabdi di istana
Artuqid, kala itu di bawah naungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud.
Al-Jazari memberikan kontribusi yang pentng bagi dunia
ilmu pengetahuan dan masyarakat. Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam
bukunya, menjadi salah satu karya yang inspiratif. Terutama bagi sarjana teknik
dari belahan negari Barat.
Jika menilik sejarah, pasokan air untuk minum,
keperluan rumah tangga, irigasi dan kepentingan industri merupakan hal vital di
negara-negara Muslim. Namun demikian, yang sering menjadi masalah adalah
terkait dengan alat yang efektif untuk memompa air dari sumber airnya.
Masyarakat zaman dulu memang telah memanfaatkan
sejumlah peralatan untuk mendapatkan air. Yaitu, Shaduf maupun Saqiya. Shaduf
dikenal pada masa kuno, baik di Mesir maupun Assyria. Alat ini terdiri dari
balok panjang yang ditopang di antara dua pilar dengan balok kayu horizontal.
Sementara Saqiya merupakan mesin bertenaga hewan.
Mekanisme sentralnya terdiri dari dua gigi. Tenaga binatang yang digunakan
adalah keledai maupun unta dan Saqiya terkenal pada zaman Roma.
Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi peralatan
tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Al-Jazari merintis jalan
ke sana dengan menguraikan mesin yang mampu menghasilkan air dalam jumlah lebih
banyak dibandingkan dengan mesin yang pernah ada sebelumnya.
Al-Jazari, kala itu, memikul tanggung jawab untuk
merancang lima mesin pada abad ketiga belas. Dua mesin pertamanya merupakan
modifikasi terhadap Shaduf, mesin ketiganya adalah pengembangan dari Saqiya di
mana tenaga air menggantikan tenaga binatang.
Satu mesin yang sejenis dengan Saqiya diletakkan di
Sungai Yazid di Damaskus dan diperkirakan mampu memasok kebutuhan air di rumah
sakit yang berada di dekat sungai tersebut.
Mesin keempat adalah mesin yang menggunakan balok dan
tenaga binatang. Balok digerakkan secara naik turun oleh sebuah mekanisme yang
melibatkan gigi gerigi dan sebuah engkol.
Mesin itu diketahui merupakan mesin pertama kalinya
yang menggunakan engkol sebagai bagian dari sebuah mesin. Di Eropa hal ini baru
terjadi pada abad 15. Dan hal itu dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa.
Pasalnya, engkol mesin merupakan peralatan mekanis
yang penting setelah roda. Ia menghasilkan gerakan berputar yang terus menerus.
Pada masa sebelumnya memang telah ditemukan engkol mesin, namun digerakkan
dengan tangan. Tetapi, engkol yang terhubung dengan sistem rod di sebuah mesin
yang berputar ceritanya lain.
Penemuan engkol mesin sejenis itu oleh sejarawan
teknologi dianggap sebagai peralatan mekanik yang paling penting bagi orang-orang
Eropa yang hidup pada awal abad kelima belas. Bertrand Gille menyatakan bahwa
sistem tersebut sebelumnya tak diketahui dan sangat terbatas penggunaannya.
Pada 1206 engkol mesin yang terhubung dengan sistem rod sepenuhnya dikembangkan pada mesin pemompa air yang dibuat Al-jazari. Ini dilakukan tiga abad sebelum Francesco di Giorgio Martini melakukannya.
Pada 1206 engkol mesin yang terhubung dengan sistem rod sepenuhnya dikembangkan pada mesin pemompa air yang dibuat Al-jazari. Ini dilakukan tiga abad sebelum Francesco di Giorgio Martini melakukannya.
Sedangkan mesin kelima, adalah mesin pompa yang
digerakkan oleh air yang merupakan peralatan yang memperlihatkan kemajuan lebih
radikal. Gerakan roda air yang ada dalam mesin itu menggerakan piston yang
saling berhubungan.
Kemudian, silinder piston tersebut terhubung dengan
pipa penyedot. Dan pipa penyedot selanjutnya menyedot air dari sumber air dan
membagikannya ke sistem pasokan air. Pompa ini merupakan contoh awal dari
double-acting principle. Taqi al-Din kemudian menjabarkannya kembali mesin
kelima dalam bukunya pada abad keenam belas.
7. Abu Al Zahrawi
Sang Penemu Gips Era Islam: Abu Al Zahrawi merupakan
seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia
merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan
gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era
kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting
bagi era modern ini.
Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu
sebuah kota yang terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal
dengan negara modern Spanyol di Eropa. Kota Al Zahra sendiri dibangun pada
tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa antara
tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa
kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas. Menurut catatan
sejarah keluarga ayah Al Zahrawi aslinya dari Madinah yang pindah ke Andalusia.
Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat
juga termasyhur karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku
Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin
Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan
dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering
kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap
melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau
sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah serta baik budi pekertinya.
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga
bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di
Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir).
Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun 976. Dia
melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan
menggunakan kondisi yang stabil untuk mengembangkan agrikultur melalui
pembangunan irigasi. Selain itu dia juga meningkatkan perkembangan ekonomi
dengan memperluas jalan dan pembangunan pasar.
Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat
diragukan lagi. Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar
bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi
penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa
tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser bisa kembali ke tempatnya
semula. Tulang yang patah tersebut digips atau dibalut semacam semen. Dalam
sebuah risalahnya, dia menuliskan, jika terdapat tulang yang bergeser maka
tulang tersebut harus ditarik supaya kembali tempatnya semula. Sedangkan untuk
kasus masalah tulang yang lebih gawat, seperti patah maka harus digips.
Untuk menarik tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi
menganjurkan seorang dokter meminta bantuan dari dua orang asisten. Kedua
asisten tersebut bertugas memegangi pasien dari tarikan. Kemudian lengan harus
diputar ke segala arah setelah lengan yang koyak dibalut dengan balutan kain
panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar tulang sendi
sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep berminyak ke tangannya.
Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten yang ikut membantunya dalam
proses penarikan. Setelah itu dokter menggerakan tulang sendi pasien dan
mendorong tulang tersebut hingga tulang tersebut kembali ke tempatnya semula.
Setelah tulang lengan yang bergeser tersebut kembali
ke tempat semula, dokter harus melekatkan gips pada bagian tubuh yang tulangnya
tadi sudah dikembalikan. Gips tersebut mengandung obat penahan darah dan
memiliki kemampuan menyerap. Kemudian gips tersebut diolesi dengan putih telur
dan dibalut dengan perban secara ketat. Setelah itu, dengan menggunakan perban
yang diikatkan ke lengan, lengan pasien digantungkan ke leher selama beberapa
hari. Sebab jika lengan tidak digantungkan, maka lengan terasa sakit karena
masih lemah kondisinya.
Sesudah kondisi lengan semakin kuat dan membaik, maka
gantungan lengan ke leher dilepaskan. Jika tulang yang bergeser itu sudah
benar-benar kembali dalam posisi semula dengan baik dan sudah tidak terasa
begitu sakit lagi maka buka semua balutan termasuk gips yang membalut tangan
pasien. Tetapi jika tulang yang bergeser tersebut belum sepenuhnya pulih atau
kembali ke tempat semula secara tepat, maka perban maupun gips yang membalut
lengan pasien harus dibuka. Lalu lengan pasien dibalut lagi dengan gips dan
perban yang baru setelah itu dibiarkan selama beberapa hari hingga lengan
pasien benar-benar sembuh total.
Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab
Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan
untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan
obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al Tasrif sendiri
begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para
penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan
judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii. Salah satu risalah buku
tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova
dan Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga
diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris.
Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan
dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan
judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi
semakin termasyhur di seluruh Eropa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram
dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi buku wajib
mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus.
Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur
pada zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal, bukunya tetap
menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan kedokteran di
seluruh Eropa.
8. Ibnu Haitham
Ilmuwan Optik dari Basrah: Nama lengkapnya Abu Al
Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Dunia Barat mengenalnya dengan nama
Alhazen. Ia lahir di Basrah tahun 965 M. Di kota kelahirannya itu ia sempat
menjadi pegawai pemerintahan. Tetapi segera keluar karena tidak suka dengan
kehidupan birokrat.
Sejak itu, mulailah perantauannya untuk belajar ilmu
pengetahuan. Kota pertama yang dituju adalah Ahwaz kemudian Baghdad.
Kecintaannya kepada ilmu pengetahuan membawanya berhijrah ke Mesir. Untuk
membiayai hidupnya, ia menyalin buku-buku tentang matematika dan ilmu falak.
Belajar yang dilakukan secara otodidak membuatnya
mahir dalam bidang ilmu pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu
rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Kajiannya mengenai
pengobatan mata menjadi dasar pengobatan mata modern.
Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap
kaca yang dibakar dan dari situ tercetuslah teori lensa pembesar. Teori itu
telah digunakan oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kaca pembesar
pertama di dunia. Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemukan
prinsip isi padu udara sebelum seorang ilmuwan bernama Tricella mengetahui hal
tersebut 500 tahun kemudian.
Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, salah satunya adalah Light dan On
Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran
cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana.
Ibnu Haitham membuktikan dirinya begitu bergairah
mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Banyak buku yang
dihasilkannya dan masih menjadi rujukan hingga saat ini. Di antara buku-bukunya
itu adalah Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandung teori-teori ilmu
matemetika dan matematika penganalisaan; Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai
ilmu geometri; Kitab Tahlil ai’masa’il al ‘Adadiyah tentang aljabar; Maqalah fi
Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat; Maqalah fima Tad’u
llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak; dan Risalah fi
Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.
Meski menjadi orang terkenal di zamannya, namun Ibnu
Haitham tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia dikenal sebagai orang yang miskin
materi tapi kaya ilmu pengetahuan.
9. Al-Jahiz
Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat.
Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat.
Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman
dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat
Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim
sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.” Al-Jahiz lah
ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi .
Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak
lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup.
Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang
mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk
dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus berjuang, seperti yang
pernah dialaminya semasa hidup.
Beliau dilahirkan dan dibesarkan di keluarga miskin.
Meskipun harus berjuang membantu perekonomian keluarga yang morat-marit dengan
menjual ikan, ia tidak putus sekolah dan rajin berdiskusi di masjid tentang
sains. Beliau bersekolah hingga usia 25 tahun. Di sekolah, Al-Jahiz mempelajari
banyak hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum
Islam, serta Al-Qur’an dan hadist. Al-Jahiz juga merupakan penganut awal
determinisme lingkungan.
Menurutnya, lingkungan dapat menentukan karakteristik
fisik penghuni sebuah komunitas tertentu. Asal muasal beragamnya warna kulit
manusia terjadi akibat hasil dari lingkungan tempat mereka tinggal. Berkat
teori-teori yang begitu cemerlang, Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi
terbesar yang pernah lahir di dunia Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di kota
Basra, Irak itu berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang
Binatang).
Dalam kitab itu dia menulis tentang kuman, teori
evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun tercatat sebagai ahli
biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi. Tak cuma
itu, pada abad ke-9 M. Al-Jahiz sudah mampu menjelaskan metode memperoleh
ammonia dari kotoran binatang melalui penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz
pun begitu berpengaruh terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir,
Al-Damiri. Karirnya sebagai penulis ia awali dengan menulis artikel. Ketika itu
Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus menulis hingga menulis dua ratus
buku semasa hidupnya.
Pada abad ke-11, Khatib al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz
memplagiat sebagian pekerjaannya dari Kitab al-Hayawan of Aristotle. Selain
al-Hayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice
& the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and
demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb
of concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan ‘ala al-bidan
(Superiority Of The Blacks To The Whites).
Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad.
Al-Jahiz meninggal setelah lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869,
ketika ia berusia 93 tahun.
10. Ar-Razi
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Persia:??????
??????) atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang
pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Ia lahir di Rayy, Teheran
pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia,
matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn
bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin
sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari
di Baghdad. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap
sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.
Biografi
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.
Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi
penyanyi atau musisi tapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada
umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi
dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat.
Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah
ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.
Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari,
seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang
Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah
untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah,
al-Mu’tashim.
Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal
sebagai seorang dokter disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy
pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis
at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa
tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan
menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.
Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907
Masehi, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana
dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist,
ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak murid. Selain itu,
ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada
pasiennya saat berobat kepadanya.
Kontribusi
Kontribusi
Bidang Kedokteran= Cacar dan campak
Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:
“Cacar terjadi ketika darah ‘mendidih’ dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi.”
Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:
“Cacar terjadi ketika darah ‘mendidih’ dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi.”
Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia
Britanika (1911) yang menulis: “Pernyataan pertama yang paling akurat dan
tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad
ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi
penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah
wabah tersebut.”
Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.
Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.
Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi:
“Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada
punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi
semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di semua
bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan
warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah
perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan.”
Alergi dan demam
Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.
Alergi dan demam
Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.
Farmasi
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.
Etika kedokteran
Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan.
Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan.
Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter
tidak mungkin mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa
menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin.
Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan para dokter
untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru.
Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa
disembuhkan dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa
seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan penyakit
kanker dan kusta yang sangat berat.
Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa
kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan
suka tidak mematuhi perintah sang dokter.
Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter
adalah untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat
untuk masyarakat sekitar.
Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran
Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:
Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:
1.Hidup yang Luhur
2.Petunjuk kedokteran untuk masyarakat umum
3.Keraguan pada Galen
4.Penyakit pada anak
Itulah 10 ilmuan islam yang berjasa di dalam pengetahuan dan teknologi dunia, semoga dapat menambah wawasan pembaca. Terimakasih.
0 Response to "10 Ilmuwan Islam yang Berjasa di Dalam Bidang Pengetahuan dan Teknologi Dunia Terlengkap"
Post a Comment